Ben Success Story part 2

Awal Berkenalan dengan Coach Kelik

Sore itu cuaca cukup cerah di Pelabuhan tempat perusahaan saya berada. Ada jajaran kapal dengan beragam jenis dan warna sedang bersandar. Sejumlah anak buah kapal duduk sambil mengobrol di atas kapal-kapal itu. Memang tempat ini selain berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal barang sekaligus lokasi wisata bagi orang-orang yang ingin melihat suasana pelabuhan beserta kondisi kapal barang dari dekat. Tampak para wisatawan lokal datang secara berkelompok. Ada yang mengajak anggota keluarganya, ada pula yang datang bersama teman-temannya. Mereka mendekati kapal-kapal lalu sesekali mengambil foto bersama dengan latar belakang deretan kapal.

Puluhan pekerja perusahaan saya sibuk mereparasi satu unit kapal tongkang yang kusam. Di tempat itu, aneka perkakas berat terserak. Satu di antara puluhan pekerja ini disitulah saya selalu berada, si pemilik galangan kapal yang kebetulan ikut bekerja mempermak tongkang uzur yang dimakan usia. Besi tongkang dirapihkan sehingga yang penyok bisa kembali dirangkap untuk melapisi tongkang yang bocor atau yang sudah tipis tadi.

Di depan sebuah kapal saya sedang duduk bersama teman sembari memandangi suasana pelabuhan beserta para pengunjung yang lalu lalang sore itu. saya tengah sibuk mengawasi pembuatan kapal jenis katamaran yang hampir selesai.

Kelik01

Asisten saya memberitahu ada tamu orang asing ingin menemui saya di kantor. Disitulah awal saya mengenal pak Kelik Sudarto (Coach saya). Beliau singgah sebentar di kantor saya ingin lihat lihat berbagai contoh kapal penangkap ikan. Beliau sedang cuti dari profesinya sebagai kapten kapal penumpang. Dari Capetown, Afrika Selatan beserta keluarganya keliling sebentar lihat Banana island di Nigeria ini dan sebelum kembali ke Capetown untuk ikut tur safari, keluarganya menunggu di hotel Le Meridien Ogeyi Place, Port Harcourt; selama beliau berkunjung ke perusahaan saya, Nigerdock.

Gallery image of this property

Hal yang menarik bagi saya pada calon coach saya ini kisah hidupnya sebelum menjabat posisi kapten kapal. Ia bercerita, setelah selesai kuliah di pelayaran ia sempat mengalami tidur di galangan kapal, sebab bekerja serabutan disitu untuk mendapat uang membiayai hidupnya. Konon Coach saya ini dilahirkan dari sebuah keluarga miskin yang hidupnya selalu kekurangan.

Setelah beberapa tahun belajar di Unisyn dimana seperti para murid lainnya, pak Kelik diminta memilih bisnis yang cocok dan tepat untuk bangun Pilar ke 2. Dari survey yang dilakukannya secara pribadi, kemudiannya ia peroleh info bahwa bisnis di bidang perikanan bisa menghasilkan uang dalam jumlah banyak. Akhirnya pak Kelik memutuskan untuk fokus dan memulai bisnis di bidang perikanan. Ia kemudian ingin bangun kapal penangkap ikan sendiri.

Sebetulnya tadinya bisnis awalnya di Unisyn adalah menangkap dan membudidayakan kepiting. Namun jumlah kepiting di laut menurun tajam. Ia akhirnya beralih untuk menangkap ikan. Perlahan tapi pasti pun pak Kelik setelah mencoba menekuni usaha di bidang perikanan tidak disangka ternyata usahanya maju dengan sangat pesat. Bahkan Coach saya itu telah memiliki 29 kapal nelayan dengan pegawai lebih dari 100 orang.

Meski ia punya armada kapal penangkap ikan, pak Kelik awalnya tidak tahu sama sekali tentang perikanan, kapal ikan, cara menangkap ikan ataupun memproses hasil laut. Dia  hanya sering menonton film film tentang kehidupan nelayan penangkap ikan.

Awal bertemu pak Kelik (Coach saya) di galangan kapal saya, beliau menyaksikan sendiri terjadi stagnasi permintaan kapal, sepi. Calon Coach saya melihat perlunya galangan kapal saya banyak berbenah dan menambah kapasitas produksi. Di saat itu, bisnis perusahaan saya hanya mengerjakan proyek pengadaan kapal dari order order ditahun sebelumnya; belum terlihat tanda-tanda pengadaan kapal lagi… Iseng saya tanyakan ke pak Kelik apakah ada cara atau strategi apapun agar bisnis galangan kapal bisa kembali bergairah. Coach Kelik menjelaskan bahwa naik turunnya suatu bisnis salah satu tolok ukurnya adalah naik turunnya Total Sales. Ini dipengaruhi utamanya oleh hanya 2 (dua) faktor, yaitu Volume dan Harga. Untuk keadaan perusahaan saya ini, masalah sepinya order atau volume bersumber pada 2 hal: Market Demand dan Market Acquisition. “maaf saya tak bisa jelaskan terperinci disini karena saya harus kembali ke hotel. Tapi kalau anda mau tahu silahkan hubungi saya lagi”, begitulah pak Kelik menutup percakapan di hari itu. Dasarnya saya ini orang yang haus ilmu. Saya tanya apakah boleh tanya lebih jauh. Beliau jawab,”jangankan tanya, mempelajari ilmunya dengan lengkap juga boleh”. Jawaban beliau ini seperti oase di gurun pasir Sahara buat saya. “tapi..”lanjut beliau, “tapi ada perjuangan yang anda harus mau lakukan untuk itu…”. Beliau kemudian menjelaskan sekilas mengenai perguruan Unisyn beserta sedikit bagian bagian dari pelatihannya. Saya sudah tak peduli lagi betapa kerasnya sifat pelatihan yang sedikit dibocorkan oleh calon Coach saya itu. Bagi saya yang penting saya harus bisa mengambil dan menyerap knowlegde and skills yang diajarkan oleh institusi ini. Saya sudah melihatnya pasti bernilai tinggi manfaatnya buat saya di masa depan. Demikianlah keesokan harinya saya langsung menemui pak kelik di hotel tempat beliau menginap. Disitu juga di pantai belakang hotel dan di kolam renangnya saya melakukan PST (Physical Screen test). Itu belum cukup, masih ada beberapa tahapan bentuk test lainnya di lokasi dan waktu terpisah, yang mencakup test psikologi hingga wawancara.

total-sales