Cerita Otty

Perkenalan saya tatap muka langsung dengan Unisyn Principal – Susi Rusanti terjadi di tahun 2012 awal. Ceritanya Susi ditugaskan oleh perusahaannya  membeli  mobil mewah untuk GM wilayah Jerman, tepatnya berkantor di Berlin. Sebagai info, hingga saat ini Susi masih menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris berhubung permintaannya resign selalu ditolak owner perusahaan tempat dia bekerja, Oleg Deripaska. Mobil kelas premium yang akan dibeli tidak tanggung tanggung – May Bach seharga $1,380,000 tipe 62 Landaulet Convertible. Mobil itu Susi dulu yang membelikannya pakai nama dia, baru kemudiannya di-reimburse oleh perusahaan.

2008 Maybach 62 Landaulet - Pictures - CarGurus

Begitulah, pas kebetulan ada Frank Furt Auto Show saya damping bu Kepala Sekolah ini lihat mobil itu dari dekat di stand. Saya sudah bisa tebak sebelum melangkahkan kaki ke gedung eksibisi ini apa kemungkinan yang terjadi. Penampilan Susi saya bisa lihat dengan mata kepala sendiri kalau sebelumnya hanya saya dapatkan info mengenai gadis ini di milis. Memang, penamppilannya amat sederhana. Kita mulai dari atas. Rambut hanya diikat kebelakang dengan ikatan plastic. Kaos Polo T shirt biru, tanpa ada kalung di lehernya. Jam plastic, tapi buatan Swatch; tidak ada gelang,  ada cincin warna putih tapi bukan emas putih yang berukir tulisan Arab (lafaz Quran) katanya itu dari “kangmas”nya yang tidak lain adalah coachnya dan coachnya itu didapatkannya dari salah satu gurunya yang sudah meninggal, yakni kiyayi Maksum di daerah Menteng Pulo. Susi pernah diajak ke situ beberapa kali. Terlihat ada Ikat pinggang Navy melilit di Blue jeans yang sudah pudar warnanya dan…eh, ada ‘tambalan’  yang waktu saya Tanya kenapa itu ditambal Susi menjawabnya enteng “sudah koyak alias bolong”…..  Lalu untuk alas kaki cuma sandal gunung. Nah, apa yang ada di pikiran anda jika anda berprofesi sebagai salesman mobil mewah didatangi calon pembeli berpenampilan seperti ini? Ceritanya tentu beda jika mobil yang anda jual hanyalah kelas Toyota Avanza atau Inova. Ini May Bach! Kakaknya Mercedes Benz. Mobil lux sekelas Rolls Royce dan Bentley! (Note: mulai th 2013 May Bach didiskontinue, diganti Mercedes S Class)

Itu yang terjadi dengan mudah terlihat dari raut wajah si salesman sewaktu melayani Susi, dengan setengah hati. Agaknya bagi Susi tidak dia permasalahkan. Mungkin karena dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu akibat berpenampilan sesederhana itu. Nah, dalam kesempatan hanya tinggal saya dan berdua salesman itu sewaktu Susi pamit sebentar menerima telpon dari seseorang, si salesman bertanya kepada saya, dalam bahasa Jerman tentunya, “berapa kira kira penghasilan dari Fraulein ini?”. Dia menggunakan kata ‘fraulein’ bukannya ‘frau’. Memanggil  seorang wanita yang tak dikenal sebagai Fräulein dapat dianggap kurang sopan seperti menggunakan kata ‘Du’, bukannya ‘Sie’.  Kata Fräulein terutama digunakan untuk memanggil seorang gadis muda, pelayan dan wanita lainnya dalam pekerjaan pelayanan. Saya menjawab dengan tegas bahwa penghasilan ‘fraulein’ ini setiap bulannya masih lebih besar dari pada penghasilanmu berikut komisi komisinya selama 5 tahun! Sudah tentu dia terperanjat sampai tak sadar mulutnya sedikit menganga. Selanjutnya sikap dia terhadap Susi langsung berubah bagai malam jadi siang.

Sering kali orang suka memandang dari penampilan seseorang. Ada orang dengan penampilan yang sederhana dan ada yang bergaya mewah(glamour) Dengan keserhanaan dan kemewahan itu belum tentu dapat dipastikan, bahwa orang itu kaya atau miskin, baik atau jahat. Orang yang berpenampilan sederhana biasanya dipandang miskin alias bokee dan yang berpenampilan mewah, Wah !! sudah tentu “ beruang “ atau orang kaya. Belum tentu !!! Justru kebanyakan orang yang melakukan penipuan dan kejahatan dengan berpenampilan mewah.

Ada satu contoh dari dua orang kaya yang hidup sederhana dengan kekayaan yang melimpah. Kedua ini terkenal dengan kekayaan yang disebut billioner, bahkan trillioner di dunia. Salah satunya adalah Warren Buffett dikenal sebagai orang yang murah hati dan sederhana. Ada beberapa prinsip kesederhanaan yang dimiliki Buffett yang bisa kita jadikan sebagai gaya hidup yang bijak di masa krisis global ini. Dia tinggal di rumahnya yang relative kecil, menyetir mobil sendiri dan tidak membutuhkan pengawal pribadi. Padahal dia memiliki perusahaan jet terbesar di dunia, tapi belum pernah mengendarai jet pribadinya. Dia tidak punya HP, computer, tidak memamerkan kekayaannya yang melimpah dan tidak takut dinilai gagap teknologi. Dengan penampilan atau berpakaian yang sederhana itu, orang yang belum mengenalnya pasti menganggap remeh dan rendah.

Juga Bill Gates seorang trillioner yang tidak asing lagi dengan produk pertama microsoft adalah menciptakan versi bahasa pemrograman BASIC bagi Altair 8800. Saat itu Gates mencanangkan semboyan yang menjadi impiannya, jaitu “ Komputer ada di setiap meja serta di setiap rumah dan mengoperasikan software Microsoft “. Dia adalah seorang yang eksentrik dan suka tampil apa adanya. Meja kerjanya sering kali berantakan dan tidak tertata rapi. Ia sendiri kadang lupa merapikan pakaian dan menyisir rambutnya. Sifat ceroboh Bill Gates juga menyebabkan ia sering kali dianggap remeh ( underdog/despise ) oleh orang yang belum mengenalnya.

Ada sebuah kisah menarik tentang kesederhanaan dengan cara dan proporsi yang tepat yang pernah ditampilkan oleh sosok pemimpin Islam (khalifah) jaman dulu yakni Saidina Ali sewaktu beliau sedang berjalan disebuah pasar. Khalifah Ali berpenampilan sederhana dalam segi berpakaian, makanan dan tempat tinggal, bahkan terkesan miskin untuk seorang Khalifah yang membawahi wilayah kekuasaan yang sangat luas.

Saidina Ali (bin Abi Thalib r.a) mengenakan pakaian dengan beberapa tambalan di bajunya. Saat sedang berjalan ia melihat seorang sahabatnya yang berprofesi sebagai pedagang sukses. Sahabatnya itu berpakaian dengan penampilan yang tidak biasanya, ia berpakaian sangat sederhana sekali dan dibeberapa bagian terdapat tembelan. Melihat hal yang tidak biasanya itu Amirul Mukminin Ali menyapa dan bertanya “Wahai sahabatku, ada apa dengan dirimu. Biasanya kamu mengenakan pakaian yang bagus dan tampil wangi kenapa kamu memakai pakaian yang bertembel seperti ini ?”. Orang itu Ali dan menjawab “Ya Amirul mukminin sesungguhnya engkau adalah teladan kami. Kami melihatmu berpakaian sangat sederhana sekali dan dibeberapa tempat ada yang bertembel maka kami ingin meniru apa yang engkau lakukan”. Khalifah Ali r.a mengerti maksud sahabatnya lantas ia menepuk bahu orang itu dan berkata “Sesungguhnya aku telah diberi amanah untuk mengurusi umat Islam baik diantara mereka ada yang kaya dan maupun miskin. Bila aku hidup sebagai orang yang kaya maka kaum yang miskin akan merasa sakit karena tindakanku dan bila aku hidup miskin maka kaum yang kaya tidak akan mengapa dengan keberadaanku. Sedangkan kamu adalah orang yang telah mendapat anugerah rejeki melimpah, kaya dan halal dari Allah maka bila hak atas harta (berupa zakat) itu telah kau keluarkan maka tidaklah mengapa engkau menikmati kekayaanmu karena itu adalah hakmu dan perintah dari Tuhanmu..”

Apakah Islam mengharamkan kita menikmati kekayaan yang halal? Jawabnya sederhana bisa kita ambil dari kisah itu. Menikmati kekayaan hasil keringat sendiri memang halal dan sah, tetapi hidup sederhana sangat mulia.