Sharon Success Story

sharon01

 

Author: Sharon Yi Peng (F)

Translated: Susiana Rusanti

  1. Joined: 2001

  2. Coach: Susiana Rusanti

  3. Financial Independent 2012

  4. Financial Freedom 2014

  5. Time Freedom 2016

  6. Economically Free 2017

Saya berkenalan dengan Coach Susi di dapur asrama mahasiswa tempat saya menetap. Tiap kali ketemu dia sedang masak. Saya perhatikan dia sebetulnya kurang begitu suka memasak tapi dia terlatih untuk itu. Dari pembicaraan saya ketahui bukan ibunya yang mengajarinya masak melainkan “perguruan” tempat dia berlatih ilmu kesuksesan.

Image result for moscow state university lomonosov picture

Moscow State University Lomonosov

Itulah yang membuat saya penasaran. Ternyata walaupun kami berdua yang kebetulan berada di perguruan yang sama, Moscow State University Lomonosov ternyata masih ada orang seperti Susi yang belajar di perguruan lain selain universitas ini. Perguruan yang dinamakan Unisyn. Saya bukan saja heran salah satu dari mata pelajaran di perguruan itu ada masak memasak, kerapihan berbenah bahkan bukan cuma indoor training; ada outdoor seperti hiking, camping, mountaineering sampai bela diri. Saya tertarik Langsung menyatakan ingin ikut serta, tapi tanggapan Susi malah setengahnya acuh, dingin. Waktu saya tanya lebih lanjut, ia jelaskan, pelatihan di perguruan ini tidak sembarangan orang bisa masuk, sangat terbatas. Sebab sangat keras, melelahkan dan sedikit kejam. Pelatihannya tidak dirancang sekedar untuk membuat Anda bugar. Kamu harus berada dalam kondisi fisik yang sangat baik dan lulus PST (Physical Screen Test) yang dilakukan Team (orang dalam Unisyn), sebelum seseorang dapat dianggap layak sebagai kandidat murid. Itu baru sebagai kandidat atau calon. Mendengar ulasan Susi begitu, bukannya mundur saya malah merasa tertantang. Sampai akhirnya Susi mencontohkan dirinya, memperagakan di depan saya “coba kamu lakukan dulu seperti saya berikut ini….

  • Push-ups dalam 2 menit sebanyak 100x
  • Sit-ups dalam 2 menit sebanyak 50x

Susi dengan santai melakukan push up dan sit up. Saya coba apa yang Susi contohkan, karena dasar saya bukan olah ragawan…jadi… “saya sekarang belum sanggup, tapi beri saya waktu sebulan dari sekarang..” saya berkelit.

Program pelatihan Unisyn menekan seseorang dipaksa hingga hampir di luar batas untuk memastikan layak atau tidak. Jika siap menghadapi tantangan, maka orang akan berada dalam kondisi fisik yang luar biasa dan memiliki kepercayaan diri, tekad, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai sukses. Demikianlah, sejak saat itu saya berusaha keras agar layak menjadi Unisyn Caddet. Menjadi mahasiswa di Rusia saja sudah sungguh berat, tambah beban pelatihan menjadi murid teman sejawat saya itu, Susi. Di Rusia, tak hanya soal iklim yang sangat ekstrim, bahasa dan aksara yang berbeda. Masih beruntung kuliah dan kehidupan saya di Moskow dipenuhi oleh orang tua saya di Shen Zhen, Cina.

Shen Zhen terletak di antara kota Guangzhou dan Hong Kong adalah pusat industri yang terus bergerak sepanjang malam. Dalam hasil industri menempati rangking ke empat di China. Berlokasi di kawasan Pearl River Delta, berbatasan dengan Hong Kong, Huizhou, Dongguan dan Lingdingyang. Shenzhen adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama periode tahun 1990 hingga 2000-an. Pusat keuangan dan industri yang penting di Cina Selatan dan menjadi markas besarnya sejumlah perusahaan teknologi tinggi.

Image result for shen zhen

Shen Zhen

Beasiswa yang diterima Susi dari pemerintah Rusia hanya cukup untuk biaya studi dan biaya asrama. Dia mencari beasiswa tambahan guna menutupi kebutuhan lainnya termasuk biaya asuransi. Biaya hidup di Rusia tak terlalu mahal dibanding negara Eropa lainnya tapi bea siswa yang diperoleh juga tidak besar, hanya cukup buat beli pulsa HP, tiket bus dan metro. Untuk makan siang dapat kupon untuk makan di kantin kampus. Mahasiswa asing tidak dapat bekerja karena visa yang hanya untuk belajar bukan bekerja. Berbagai cara yang dilakukan Susi untuk memperoleh uang tambahan, seperti mengecat bangunan untuk renovasi, sampai memasang dan memperbaiki atap. Kerja renovasi di kampus tak terlalu berat, tapi kalau di negara saya orang yang bekerja seperti itu disebut 建筑工人 (kuli bangunan). Susi bisa meraup sekitar 25.000 Rubel yang cukup untuk dua bulan hidup di Moskow. Susi sudah menjajal banyak pekerjaan paruh waktu. Mulai dari kasir di Cafe, distributor operator MTS—salah satu raksasa selular di Rusia, broker produk Apple hingga kerja kasar seperti tadi, membangun taman. Bahkan Susi biasa memasang AC dan pasang keramik saat libur kuliah musim panas. Waktu saya tanya apakah dia tidak malu atau sayang pada kehalusan dan kelembutan tangannya dipakai kerja kasar, dia menggeleng kepala. “Saya sudah dilatih Unisyn secara fisik dan mental untuk selalu survive menghadapi hidup. Seperti kata pepatah Rusia ‘Без труда́ не вы́тащишь и ры́бку из пруда́‘. Yang artinya, tanpa usaha, kita bahkan tidak akan bisa mengeluarkan ikan dari kolam. Sesekali dia mendapat kiriman uang (istilahnya uang kaget) dari Coachnya di Indonesia. Tapi tiap kali saya tanya siapa itu Coachnya, dia selalu berdalih kalau itu “kekasih”nya, walau saya meragukannya. Tiap kali dapat uang kaget, Susi bisa lebih nyaman hidupnya dengan makan yang lebih enak dan beli kebutuhannya lebih leluasa.

Saya dan Coach Susi walau kuliah di universitas yang sama di Universitas Negeri Top 5 Rank di Rusia; yakni di Moskóvskiy Gosudárstvennyy Universitét Imeni M. V. Lomonósova (Московский государственный университет имени М. В. Ломоносова) atau Universitas Negeri Moskow. Saya kuliah di Faculty of Biology jurusan Plant biotechnology. Di jurusan ini dipelajari mulai dari cellular and genetic engineering of plants; molecular bases and technology of cultivation of isolated cells and plant tissues sampai modern methods of transforming plant cells and obtaining transgenic plants. Sedangkan Susi di jurusan Fakultas Komputasi Matematika dan Cybernetika.

Setelah setahun saya saya bergabung menjadi murid Unisyn (2002) saya bingung harus menentukan bisnis apa yang saya pilih untuk membawa saya ke gerbang sukses. Saya sudah sangat mencintai alam sejak kecil dan saya suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan alam seperti angin, hujan, tanaman, dan hewan. Itulah alasan saya mengambil jurusan Plant Biotechnology. Lahan yang tidak luas di sekitar asrama tidak membuat saya berkecil hati. Ilmu yang saya peroleh dari bangku kuliah mengajarkan sangat banyak sekali berbagai inovasi baru yang memudahkan untuk dapat menanam pohon apapun dengan lahan yang sempit. Salah satunya yaitu dengan menjadikan tanaman yang bisa tumbuh tinggi menjadi tanaman bonsai yang mini dan indah. Bonsai memiliki unsur religi, filosofi, estetika, serta metedologi tersendiri dan karena memiliki nilai seni maka bonsai bisa menghasilkan nilai ekonomi. Bukan sekedar seni membuat pohon hias. Tapi memiliki nilai estetika insan nan eksotis. Bentuk kecil, imut, serta kecantikan lekuk menjadikan eksotisme sendiri. Pohon bonsai itu memiliki nilai seni yang tinggi, karena di dalam satu pohon Bonsai terdapat perpaduan antara filosofi dan ilmu Botani.

Chinese Elm Bonsai Tree

Bonsai adalah kata Jepang, tetapi seni menanam pohon-pohon ini berasal dari Cina, di mana ia disebut “Penjing” 盆栽. Seni bonsai muncul pertama kali di negeri Cina pada saat pemerintahan dinasti Tsin 265 – 420 dan semakin terkenal  pada dinasti Tang 618 – 907.

Bonsai merupakan salah satu komoditas tanaman yang tak pernah mati. Tanaman unik ini selalu menjadi buruan dan harganya relatif bertahan tinggi.

Filosofi Unisyn banyak berakar dari ajaran Tao ( 道德經  Tao⁴ Tê² Ching) dan perkembangan dari penjing dilakukan di negeri Cina yang beragama Tao mempresentasikan tanaman bonsai ini, selaras dengan Unisyn; merupakan salah satu pokok ajaran yang terciptanya keharmonisan, kesejahteraan antara manusia dengan alam.

Wisteria Bonsai Tree

Butuh lima tahun untuk membuat bonsai berkualitas. Bisnis ini butuh investasi janga panjang. Dibutuhkan kesabaran soal merawat hingga membentuk sempurna. Untuk perawatan setelah jadi tidak sesulit proses awal membuatnya. Soal materi pembuatan juga tidak mahal, bisa melalui cangkok tanaman, stek atau membibit sendiri atau mencari ke hutan.

Saya sering ditemani Susi menjelajah hingga ke dalam Hutan Khimki di dekat Moskow; luasnya sekitar 1.000 hektar. Khimki bagian dari apa yang disebut “Green Belt” jalan tol Moskow-Saint Petersburg (M11), melewati hutan untuk menghubungkan Moskow dan Saint Petersburg. Ada pengalaman tak terlupakan sewaktu kami menjelajah hutan Khimki dengan UAZ Hunetr (mobil SUV buatan Rusia).

Image result for uaz suv hunter

UAZ Hunter

Berhubung baru masuk musim gugur, sebagian masih tersisa salju. Kalau semua salju tentu saya akan sangat hati hati. Berhubung salju sebagian, ban mobil depan bagian kanan (Rusia – stir kiri) terperosok lubang yang tertutup salju. Meski mobilnya 4×4, tetap tidak bisa lepas dari lubang itu. Bingun, tidak ada manusia di sekitar kami. Akhirnya Susi keluar dari mobil, ke dekat roda yang terjerembab. Saya heran apa yang sedang dilakukannya. Dia minta saya mundurkan mobil, sambil sebelah tangan kanannya sedang siap siap mengangkat fender roda kanan depan. Dengan sebelah tangan (tangan sebelah lagi uma memegang body mobil). ‘Apa kuat dia?’ tanya saya dalam hati, tapi tetap saya coba lakukan dan…ajaib (menurut saya) dengan mudah roda kanan mobil lepas dari lubang! Padahal beberapa lama jauh sebelumnya mobil yang sama pernah sebelah roda kirinya masuk parit di dekat asrama dan waktu itu butuh sekitar 5 orang untuk mengangkatnya! Disitulah kehebatan Optimizer terbukti!

Saya memulai Bonsai selain dari background kuliah juga menurut imajinasi dan selera saya sendiri. Pelatihan Optimizer dari Unisyn membantu mengasah intuisi. Dalam membentuk bonsai harus mempunyai intuisi yang kuat, agar sejalan dengan unsur alam. Manfaat dari belajar di Unisyn telah merumuskan pendekatan saya terhadap seni, pendekatan untuk upaya styling Bonsai.

Small Bonsai Shohin Tree Morten Albek

Setiap kali saya pulang kampung ke Shen Zhen, saya berkesempatan mendapat kesempatan bagus untuk belajar secara mendalam estetika dan filosofi Chinese Penjing (akar seni Bonsai) dan dengan pengalaman praktis saya dengan Bonsai modern. Pembelajaran saya di Cina memberi saya pencerahan yang signifikan. Pendekatan filosofis membantu memantapkan pemahaman saya tentang sains dan estetika usaha saya. Lebih jauh lagi, saya benar-benar percaya bahwa Bonsai hanyalah bentuk lain dari seni visual. Dalam waktu saya di Tiongkok, pertemuan dengan banyak master Bonsai Cina dan juga baca literatur Tiongkok yang sebagian besar teks-teks ini tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Persepsi dan interpretasi saya tentang Bonsai berubah. Perbedaan yang paling signifikan adalah bahwa, sebelumnya, saya bekerja secara intuitif tanpa mengetahui mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan. Namun, sekarang, saya bisa menyempurnakan usaha saya dengan pemahaman yang jelas tentang estetika dan pendekatan kontekstual terhadap karya tersebut.

Goshin Bonsai by John Naka

Bonsai membentuk estetika, teknik dan alat menjadi semakin canggih saat popularitas bonsai tumbuh di Jepang. Pada tahun 1910, mulai dibentuk dengan kawat daripada teknik string, tali dan goni yang lebih tua; muncul di Sanyu-en Bonsai-Dan (Sejarah Bonsai di pembibitan Sanyu). Kawat baja galvanis awalnya digunakan. Kawat tembaga mahal hanya digunakan untuk pohon terpilih yang memiliki potensi nyata. Pada tahun 1920 dan 1930an, Toolsmith Masakuni I (1880-1950) membantu merancang dan memproduksi alat baja pertama yang dibuat khusus untuk kebutuhan pengembangan bonsai styling.

Pendapatan bonsai menggiurkan karena bonsai sudah termasuk benda seni dimana nilai ekonominya cenderung bertahan. Biasanya setelah memakan waktu sekitar 3-5 tahun pohon dapat ditata dan mulailah ada penghasilan. Terpenting setiap bulan ada saja pembeli bonsai saya, paling tidak bisa mengantungi di atas 5000 rubel (jutaan Rp) 40 ribu rubel (Rp 8 juta) per- bulan. Pernah semasa kuliah saya menjual bonsai Juniperus excelsa senilai 500 ribu rubel (Rp 100 juta).

Dengan mulai kelihatan hasil dari bisnis ini, saya bertanya ke Coach apakah bonsai akan mengantarkan saya menggapai impian saya menjadi EF Champion. Di luar dugaan saya Susi membantah. “Untuk suatu bisnis nantinya mudah dikonversi ke passive income salah satu syaratnya harus unsur karakter Jidohka (bahasa Jepang) atau autonomation. Bisnis kamu ini hebat menghasilkan active income tapi tak mudah diduplikasi.”. Waktu itu pelajaran saya tentang bangun Pilar ke 2 di Unisyn belum di Level yang tinggi. Kalau diilustrasikan dengan pendidikan formal baru sampai tingkat SMP. Lebih lanjut Susi menjelaskan contoh duplikasi.”Bagaimana mungkin kamu menduplikasi seorang Tekla Bądarzewska. Kalau sekedar memainkan salah satu lagunya, A Maiden’s s Prayer, banyak orang sanggup. Tapi untuk ‘mencetak’ jangankan beberapa tapi satu saja lagi Badarzewska tidak akan bisa.”. Barulah saya mengerti apa yang dijelaskan sahabat sekaligus coach saya itu. Badarzewska adalah seorang komposer lagu klasik dari Polandia yang hidup antara tahun 1829 hingga 1861. Salah satu lagu terkenal ciptaannya A Maiden’s Prayer.


Saya kebingungan dan juga kecewa atas pernyataan Coach saya itu. Saya hampir berhenti dari Bonsai untuk sementara waktu. Namun Susi kembali memotivasi saya. “Apa yang sudah berjalan bagus kenapa harus dihentikan? all’s well that ends well. Lakukan bisnis paralel, deh”. Dari sini saya mulai semangat lagi sambil terus memperdalam pengetahuan mengenai bonsai sambil membuat proposal untuk bisnis yang lain.