22 September part 3 End

Author: Kim-ly May

Dibantu terjemahkan oleh Sri Rachmiati 
05b

Sri Rachmiati

Upacara minum teh yang menjadi ciri khas ritual perayaan hari jadi Unisyn, meniru ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Tehnya menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh  yang digiling halus disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō. Matcha ini mulai dikenal pada abad ke 12, jenis baru dari teh, yaitu matcha, mulai diperkenalkan, pertama kali digunakan dalam ritual keagamaan di biara Budha.Di Jepang sendiri minuman teh mulai diperkenalkan pada abad ke 9 oleh seorang biksu Budha dari Cina. Dari situlah, teh mulai dikenal oleh warga Jepang dan mulai menjadi kebudayaan Jepang.

Pada mulanya di Cina kebiasaan minum teh pada awalnya hanya sebagai pengobatan dan seiring waktu teh juga dinikmati sebagai minuman biasa yang menyenangkan.

Budaya minum teh dan langkah-langkah persiapannya sangat terpengaruh oleh agama Budha, terutama dari sekolah yang kemudian dikenal di Jepang sebagai Zen. Pada abad ke 12, samurai-samurai mulai meminum teh ini, dan dasar-dasar upacara minum teh mulai dibuat. Pada abad ke 16, tradisi minum teh ini telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat di Jepang.

Dalam upacara minum teh di Unisyn, teh disiapkan secara khusus oleh para murid, terutama seorang murid level pemula akan dipercayakan sebagai Tea Master. Upacara diikuti oleh seorang coach dan beberapa murid dibawahnya langsung (direct students). Ritual dilakukan di ruangan khusus. Untuk dapat menjadi murid yang tahu Chanoyu, si murid haruslah mengikuti sesi training khusus Chanoyu, biasanya sekalian diajarkan dalam program Away Weekend. Murid juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan termasuk memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik.

Acara minum teh bisa dilakukan di rumah, dojo (tempat pelatihan), hotel atau apa saja dari jenis special tea room, tea house bahkan jamuan tea afternoon di luar ruangan. Meski terkesan sangat sederhana, tapi murid harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dengan rapi dan sangat sempurna termasuk cara penyajian seperti gerakan tangan dari pertama meracik minuman hingga akhir perjamuan.

Sebelum acara dimulai, Coach bisa menunggu di ruang tunggu sampai murid selesai melakukan semua persiapan. Selanjutnya, coach akan diminta berjalan secara simbolis sebagai sebuah upaya untuk pembersihan diri dari kotoran di luar rumah. Coach diminta untuk mencuci tangan dan mulut mereka dengan memakai air yang mengalir misalnya dari wastafel. Selanjutnya murid akan menerima para coaches ruang utama perjamuan melalui pintu utama.

Acara minum teh bisa dimulai dengan diawali proses pembersihan dan persiapan peralatan mulai dari mengambil mangkuk, sendok teh dan peralatan pendukung yang lainnya. Peralatan yang biasanya dipakai tersebut antaralain Okama (alat pemanas air), Mizu sashi (wadah air bersih buat ocha), Koboshi (tempat wadah untuk mencuci bekas teh), Onatsume (gelas tempat ocha), Ocha syaku (ocha untuk sado), Cha sen (alat buat mengaduk teh), Hisyaku (centong air), Senshu (kipas), Kaishi(tempat okashi/makanan untuk minum teh), Kashi kiri (alat pemotong kue), Ojiku (kaligrafi), Ikebana (rangkaian bunga).

Related image
Posisi duduk selama melakukan upacara minum teh dilakukan dengan posisi dada tegap dan kaki dilipat ke belakang, disebut seiza. Semua peserta upacara ini wajib duduk seiza, atau bahkan berjalan dengan menggunakan lutunya untuk bergerak selama masih mampu. Sebetulnya ini terkait t
eknik pembelaan diri yang dilakukan dalam kondisi duduk di sebut suwari waza. Teknik ini memiliki runutan sejarah Jepang di masa lalu. Dalam pertemuan formal Secara teoritis, ini akan membuat seseorang lebih sulit untuk menyerang, namun cara duduk seiza ini adalah cara formal untuk menerima tamu dan tidak semua tamu bisa dipercaya. Dalam posisi duduk pun, bisa saja seseorang menyerang dengan senjata. Di dunia bela diri, teknik bela diri dengan cara duduk seiza masih dipertahankan dalam bela diri tradisional seperti aikido, aikijujutsu, atau beberapa aliran jujutsu lainnya. Tehnik ini memerlukan keluwesan bergerak dengan kedua lutut, baik bergerak kedepan kebelakang atau bahkan memutar tubuh, semuanya betumpu di atas lutut. Latihan tehnik bela diri dengan cara duduk bisa melatih posisi tubuh, melatih seseorang untuk menggunakan pinggul, lutut dan kaki untuk bergerak leluasa.

Image result for seiza

Kemudian murid chanoyu, murid paling yunior, akan mulai menyiapkan teh dan memberikan cangkir satu per satu kepada coaches, murid senior. Coach pria akan diberi cangkir yang bentuk dan warnanya simpel, sedangkan coach wanita diberi cangkir khusus dilukis bunga – bunga liar di hutan.

Pertanyaan umum tapi yang membedakan ritual Unisyn dengan minum teh ala Jepang: siapa yang menuang the dari poci ke cangkir? Murid? Bukan! Si Pelatih bertugas menuang teh ke semua cangkirnya murid murid.

Meminum teh tidak bisa sembarangan. Mangkuk teh yang disajikan diletakkan dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk teh tersebut harus menghadap ke arah coach. Karena itu adalah sisi yang paling baik, maka tidak sopan pula bagi murid untuk meminum langsung dari sisi tersebut. Jadi peminum teh juga harus memutar mangkuk teh agar posisi motif menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan menghormati.

Selanjutnya, masing – masing murid diminta meletakkan cangkir di telapak tangan kiri, lalu tangan kanan memutar cangkir 180 derajat dalam 3 putaran sehingga gambar bunga akan terlihat menghadap dibagian depan tepat pada wajah murid wanita. Hal tersebut dilakukan agar murid dapat mengetahui bahwa murid mereka sangat menikmati teh yang disajikan. Jika lupa melakukannya, anda akan dianggap tidak sopan dan hal ini bisa menyinggung coach anda.

Untuk menghormati coach, ketika teh telah habis, murid harus tetap menjaga sikap tubuh yang sopan tapi membuat suara lembut seperti sedang menyeruput teh panas. Hal ini dilakukan agar coach mengetahui bahwa murid benar – benar suka menikmati sajian teh yang mereka berikan. Selanjutnya laplah cangkir dengan memakai tangan kanan. Ketika ingin mengembalikannya ke murid yang bertugas jadi tuan rumah, putarlah cangkir sekali lagi dengan berlawanan arah jarum jam.

Upacara minum teh ini banyak mengandung makna kehidupan. Prosesi saling memberi hormat antara murid dan coach, antara murid yunior dan senior. Prosesi pemberian kue manis atau okashi yang mana harus dihabiskan oleh murid merupakan bentuk penghargaan dari murid sebagai rasa syukur juga sebagai bentuk penghormatan. Pada saat Tea Master membuat teh, setiap gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan penuh kesabaran dan tidak boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus melakukan sesuatu secara hati hati dan sabar.

Saya pernah berkesempatan ketemu salah satu founder awal Unisyn – mr Yoshihara Osamu di Jepang. Beliau mengatakan bahwa upacara minum teh di Unisyn itu sakral sifatnya. Sekaligus menggambarkan bahwa “yang penting bukan ketika teh dihirup melainkan bagaimana proses membuatnya”. Dalam proses pembuatan teh lalu menghidangkannya dengan aturan yang gemulai alami membuat kita teringat “diri”, teringat alam, teringat perjalanan hidup, teringat darimana kita datang da ke arah mana kita pergi. Sejalan filosofi Tao; Harmoni, keseimbangan adalah “jalan hidup” yang setiap kali harus di rawat, ditata, dilatih dalam proses gemulai. Halus. Tak terburu buru”